Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang
dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa
posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan modal
satu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.
Dengan informsi ini pembaca laporan keuangan tidak lagi perlu
mengunjungi suatu perusahaan atau melakukan interview untuk mengetahui
keadaan keuangannya, hasil usahanya maupun memprediksi masa depan
perusahaan tersebut.
Beberapa pengertian akuntansi dapat kita
analisa dari akronim Akuntansi itu,Dari akronim ini dapat digambarkan
bahwa akuntansi itu adalah menyangkut angka-angka yang akan dijadikan
dasar dalam proses pengambilan keputusan, angka itu menyangkut uang atau
nilai moneter yang menggambarkan catatan dari transaksi perusahaan.
Angka itu dapat dianalisa lebih lanju. Ia bersifat netral kepada semua
pemakai laporan keuangan, ada unsur seninya karena berbagai alternatif
yang bisa dipakai serta ia merupakan informasi yang sangat diperlukan
para pemakai untuk pengambilan keputusan.
Sejarah Perkembangan Akuntansi
Mulanya akuntansi adalah merupakan
catatan-catatan yang disimpan sebagai bagian dari sistem feodal pada
abad pertengahan. Tuan-tuan tanah biasanya mengupulkan pajak dari
penduduk dan dana ini dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan negerinya
dan untuk kepentingan pribadi. Laporan tentang pengutipan pajak itu
disusun oleh staf-staf tuan tanah tadi sebagai pedoman baginya atau
sebagai bahan yang dapat diperiksa oleh penduduk. Catatan seperti ini
juga diperlukan oleh para pedagang yang berniaga ke daerah/negeri lain.
Catatan-catatan ini disimpan untuk satu trip dan setelah kembali dari
perdagangan maka dihitung laba rugi dari kegiatan perdagangan itu.
Disamping itu, cikal bakal akuntansi ini juga berasal dari Itali melalui
seorang pendeta Itali yaitu Lucas Pacioli dengan bukunya summa de aritmatica, geometrica proportioni et proportionalita yang diterbitkan tahun 1949 di Venicia dengan sistem pencatan double entry
yang terdapat dalam salah satu bab dalam bukunya. Penemuan tentang
sistem pencatatan akuntansi ini merupakan bangunan dasar bagi
perkembangan pemikiran akuntansi.
Akuntansi sejak itu terus berkembang
sejalan dengan perkembangan ekonomi dan semakin timbulnya pemisahan
antara pemilik perusahaan dengan manajemen. Timbulnya revolusi industri
pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan
akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di
Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status
perusahaan. Dalam undang-undang itu diatur tentang kemungkinan
perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar uang dan dapat
bertindak sebagaimana halnya perseorangan.
Sejarah akuntansi di Indonesia tentu
tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di negara asal
perkembangannya. Dengan perkataan lain negara luarlah yang membawa
akuntansi itu masuk ke Indonesia. Kendatipun tidak bisa disangkal bahwa
di masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau
sistem pelaporan tersendiri. Misalnya pada zaman Majapahit, Sriwijaya,
Mataram dan sebagainya pada zaman tersebut pasti memiliki sistem
akuntansi tersendiri.
Perkembangan akuntansi di Indonesia juga
semkin mantap dengan berdirinya satu lembaga profesi yang membidangi
akuntansi tersebut yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang didirikan
di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. IAI berhasil menyusun dan
menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada tahun 1973, dengan
maksud antara lain menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di
Indonesia dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan modal
Indonesia pada waktu itu, dimana laporan keuangan dari perusahaan yang
akan go publik, harus disusun atas dasar prinsip-prinsip akuntansi
tersebut.
Sifat Dasar Akuntansi
Sifat dasar atau prinsip yang mendasari
akuntansi merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai
dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip dasar akuntansi ini bisa
menjadi keterbatasan sekaligus kekuatan informasi. Banyak kajian yang
telah menawarkan dan menjelaskan prinsip atau sifat dasar akuntansi itu.
Dalam APB Statement No 4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen dasar
dari akuntansi sebagai berikut:
Accounting entity. Dalam penyusunan informasi akuntansi maka yang menjadi fokus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, unit organisasi tertentu yang harus jelas sebagai suatu entity yang terpisah dari badan atau entity
yang lain. Kita tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi
sekaligus menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang
disusun harus masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity lain.
Going Concern. Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap bahwa perusahaan (entity)
yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang,
tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan atau usaha ini akan bubar.
Measurement. Akuntansi adalah
sebagai alat pengukuran sumber-sumber ekonomi dan kewajiban beserta
perubahan-perubahannya yang dimiliki perusahaan. Akuntansi mencoba
mengukur nilai suatu aset, kewajiban, modal, hasil dan biaya. Yang
namanya pengukuran tentu akan memiliki kemungkinan kesalahan atau
kelemahan dalam pengukuran itu.
Time period. Laporan keuangan
menyajikan informasi untuk suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau
periode tertentu. Neraca menggambarkan nilai kekayaan, utang dan modal
pada saat atau pada tanggal tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan
informasi hasil usaha pada periode tertentu. Sedangkan laporan arus kas
menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu.
Monetary Unit. Pengukuran yang
dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran moneter atau uang.
Semua transaksi perusahaan dikuantifikasikan dan dilaporkan dalam
bentuk nilai uang.
Accrual. Penentuan pendapatan
dan biaya dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat
apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak. Penentuannya bukan
keterlibatan kas tetapi didasarkan pada faktor legalnya apakah memang
sudah merupakan hak atau kewajiban perusahaan atau belum. Kalau sudah
harus dicatat tanpa menunggu pembayaran atau penerimaan kas.
Exchange Price. Nilai yang
terdapat dalam laporan keuangan umumnya didasarkan pada harga pertukaran
yang diperoleh dari harga pasar sebagai harga bargaining antara pembeli (demand) dan penjual (supply).
Approximation. Dalam akuntansi
tidak dapat dihindarkan penafsiran-penafsiran baik nilai, harga, umur,
jumlah penyisihan piutang ragu, kerugian, dan sebagainya. Misalnya
taksiran umur aset, taksiran harga persediaan, harga surat berharga,
penyisihan piutang ragu, dan lain sebagainya.
Judgment. Dalam menyusun laporan
keuangan banyak diperlukan pertimbangan pertimbangan akuntan atau
manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang dimilikinya.
Misalnya judgment tentang memilih FIFO, LIFO, metode garis lurus, atau double declining, klasifikasi perkiraan dan sebagainya.
General purpose. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan yang dihasilkan akuntansi keungan
ditujukan buat pemakai secara umum, bukan pemakai khusus. Tidak
ditujukan khusus kepada banker, investor, kreditor, analisis, manajemen,
atau karyawan.
Interrelated Statement. Neraca,
daftar laba rugi , dan laporan sumber dan penggunaan dana mempunyai
hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu dengan yang lain. Ini
merupakan salah satu alat kontrol akuntansi sehingga tidak mudah
melakukan rekayasa laporan begitu juga tanpa memperhatikan hubungan satu
pos (akun) dengan pos lainnya.
Substance over form. Karena
akuntansi ingin memberikan informasi yng dipercaya bagi pengambil
keputusan maka akuntansi lebih menekankan penggunaan informasi yang
berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti legalnya.
Misalnya dalam akte notaris modal telah disetor penuh, tetapi kenyataan
setoran belum ada maka akuntansi berpihak pada kenyataan sebenarnya.
Kalau memang belum ada setoran yang benar-benar telah masuk ke rekening
perusahan maka belum bisa dicatat kendatipun secara legal formal
dianggap sudah disetor penuh. Kredit bank yang sudah disetujui tetapi
belum dimanfaatkan seluruhnya akan dicatat sebesar penggunaannya saja
kendatipun secara legal dana itu sudah dapat dimanfaatkan atau diambil.
Materiality. Laporan keuangan
hanya memuat informasi yng dianggap penting dan dalam setiap
pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat signifikannya. Pengertian
penting di sini adalah informasi dapat mempengaruhi para pengambil
keputusan yang normal.
Persamaan Akuntansi
Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan
disebut aktiva (asset). contoh-contoh aktiva termasuk kas, tanah,
bangunan, dan peralatan. Hak atau klaim atas property biasanya
dibagi menjadi dua jenis utama: (1) hak kreditor dan (2) hak pemilik.
Hak kreditor memperlihatkan utang perusahaan yang disebut kewajiban (liabilities). Hak pemilik disebut ekuitas pemilik (owner equity) hubungan antara keduanya dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik
Persamaan tersebut dikenal sebagai
persamaan akuntansi. Biasanya kewajiban diletakkan sebelum ekuitas
pemilik dalam persamaan akuntansi karena kreditor mempunyai hak terlebih
dahulu atas aktiva perusahaan. Klaim pemilik seringkali diberikan
penekanan lebih besar dengan memindahkan kewajiban ke sisi lain
persamaan tersebut sehingga menjadi:
Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik
Siklus Akuntansi
Proses akuntasi adalah proses pengolahan
data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti
yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data
atau bukti ini maka diinput ke proses pengolahan data sehingga
menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan.
Kegiatan yang dilalui siklus tersebut kemudian dapat dijelaskan sebagi berikut:
1. Transaksi/Bukti
Yang dimaksud dengan transaksi adalah
setiap kejadian yang mengubah posisi keuangan (kekayaan, utang, dan
modal) dan hasil usaha perusahaan/lembaga. Kejadian yang terjadi dalam
perusahaan yang tidak mempengaruhi posisi harta/utang/modal dan hasil
usaha perusahaan bukan merupakan transaksi yang dicatat dalam akuntansi.
Kejadian yang dicacat dan dibukukan hanya kejadian yang dapat
dikatagorikan sebagai transaksi yang mengubah posisi harta, kewajiban,
modal, pendapatan, dan biaya.
2. Buku Harian Jurnal
Pencatatan akuntansi dilakukan ke buku
yang disebut jurnal dan dalam buku jurnal ini sekaligus telah dilakukan
penggolongan, mana yang dikelompokkan sebagai yang mempengaruhi
perkiraan debet dan mana yang akan mempengaruhi perkiraan sebelah
kredit, sehingga buku harian dan jurnal digabungkan dalam satu buku yang
disebut jurnal.
3. Buku Besar
Buku besar sering juga disebut perkiraan,
akun, item, pos, dan lain-lain. Buku ini adalah merupakan tempat
menampung seluruh transaksi yang telah diklasifikasikan melalui jurnal.
Jadi seluruh jurnal dimasukkan ke dalam buku besar dengan cara
memindahkan jurnal (posting) ke buku besar tadi.
4. Neraca lajur
Untuk memudahkan menysusun laporan
keuangan dipakai neraca lajur. Neraca lajur mempunyai beberapa lajur
yang masing-masing dapat dipakai yaitu ada yang 8 lajur, 10 lajur atau
12 lajur berisi masing-masing 2 lajur, yaitu neraca percobaan/saldo,
penyesuasian, lajur neraca saldo yang disesuaikan, lajur rugi laba,
lajur laba ditahan, dan lajur neraca.
5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sarana
pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan ini menampilkan sejarah
perusahan yang dikuantifikasikan dalam nilai moneter. Laporan keungan
yang sering disajikan adalah (1) neraca, (2) laporan rugi laba, (3)
laporan arus kas, (4) laporan ekuitas pemilik atau pemegang saham.
Selain itu, catatan atas laporan keuangan atau pengungkapan juga
merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar